Entah kenapa dengan menulis membuat aku lebih tenang. Disaat semua orang tak ada yang bisa ngertiin aku. Semua terekspresikan dengan bebas, tiada yang dapat menghentikan. Pena bebas membuat garis garis kisahnya dengan coretan seluas samudera. Perasaan yang menderai terluapkan dengan sempurna. Hati yang gundah menghilangkan sesak di jiwa, saat semua rasa telah diungkap tanpa halang. Aku cinta tulisan. Aku cinta menulis. Aku cinta orang orang yang bisa mengekspresikan jiwanya lewat tulisan yang penuh rasa. Mereka adalah orang orang yang jujur dengan rasanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mungkin kita bertanya mengapa tidak dipakai Pujangga Angkatan ’42 untuk menyebut angkatan sastra ini. Alasan golongan ini diberi nama kemudian, yaitu setelah proklamasi kemerdekaan. Usul Rosihan Anwar untuk nama angkatan periode ini adalah Pujangga Angkatan ’45 yang segera mendapat dukungan publik opini, meskipun beberapa kritikus mengkritknya dengan keras. Nama sebelumnya disebut Pujangga Gelanggang, karena mereka menulis dalam rubrik majalah Siasat yang diberi nama rubrik Gelanggang. Latar belakangnya dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1. Pujangga Angkatan ’45 lahir dan tumbuh di saat revolusi kemerdekaan. Jiwa nasionalisme telah mendarah daging, karena itu suaranya lantang dan keras. 2. Di zaman Jepang muncul sajak berjudul 1943 dari Chairil Anwar, prosa Radio Masyarakat dari Idrus, dan drama Citra dari Usmar Ismail. 3. Pada tanggal 29 November 1946 di Jakarta didirikan Gelanggang oleh Chairil Anwar, Asrul Sani,Baharudin,
Komentar
Posting Komentar