Ya Allah...
Ternyata sungguh besar kau ciptakan rasa rinduku kepada sahabat shalihahku, Hanna. Yang membuat aku berlinang air mata saat sholat malam ku, ku dirikan. Aku menyayanginya, aku rindu akan dirinya. Senyumnya wajah nya dan semua tentang dirinya.
Sebenarnya firasat itu sudah ku rasakan sebelum ia ucap kata perpisahan itu sama ku. Karena beberapa pekan sebelum kepergiannya untuk mondok, dia sering memelukku, bahkan hal yang paling jarang kami lakukan bersama yaitu selfie bareng. Tiba tiba kemarin itu dia ngajak foto bareng, padahal aku dan dia sama sama malu kalau foto. Saat itu aku tanya ke dia, kenapa ajak foto? Nggak biasanya. Nggak apa apa untuk kenang kenangan balasnya. Aku mulai curiga. Aku tanya emang anti mau kemana?. Balasnya dengan senyumnya tak kemana kemana. Lalu dia beberapa kali ku dengar mengatakan. Ia pasti akan merindukan ku. Terus ku tanya, rindu? Emang anti mau kemana? Dengan jawaban yang sama, ia katakan tak kemana mana. Sampai akhirnya Senin tanggal 18 Februari . Hanna mengechat ku. Dan dia katakan ucapan perpisahan sama ku lewat Wa. Tapi yang ku kesalkan, kenapa ia mengatakannya tak secara langsung. Karena aku belum sempat memeluknya, bahkan foto kami bareng pun tak ada di hp ku. Meski sebelumnya kami sering melakukan aktivitas bersama. Satupun tak ada fotonya di hp ku. Saat dia ngechat itu, saat itulah aku bersedih. Tak terasa air mata membasahi pipi. Mungkin kalau orang orang baca tulisan ini. Bisa jadi mereka bilang aku lebay. Tapi ya nggak apa apa. Inilah yang kurasakan. Rasanya aku tak puas kalau perpisahan itu hanya ku terima lewat pesan singkat. Tak bertemu langsung. :'(
Ntah kenapa sungguh, aku setiap kali aku merindukannya. Berlinang air mataku. Aku merindukannya. Bahkan saat menulis tulisan ini. Jujur, ya beginilah aku, terkadang suka lebay kalau udah sayang sama seseorang. Aku sedih kalau dia jauh dari aku. Banyak kali kisah yang kami lewati bersama. Aku merindukannya. Bahkan aku lost contack dengan dia. Karena, katanya hp nya di sita sama udztadzah kalau mondok. Biar hafalan Qur'an nya lancar. MasyaAllah. Aku bangga punya sahabat Seperti mu. Seholiha dirimu, sedermawan dirimu, selembut dirimu. Aku menyukai semua kepribadian mu. Semalam aku mewek lagi, karena rindu dirimu. Bahkan aku memimpikan mu. Tapi aku lupa isi mimpiku. Jadi aku nggak bisa ceritakan disini. Terus paginya. Tepatnya tadi pagi, saat aku ngajar ku lihat ponsel ku. Ternyata ada pesan dari mamamu, setelah ku buka ternyata itu dari mu, yang nanya soal berkas wisuda. Yaaa... karena sahabat ku ini alhamdulillah mau wisuda maret nanti aamiin. Aku senang sekali, mendapat SMS darinya. Terus kami saling berbalas chat. Ku katakan padanya aku merindukannya. Alhamdulillah, rinduku tak sebelah pihak. Ia katakan ia pun rindu padaku. Rasanya aku ingin sekali bertemu dengannya, memeluknya. Jadi aku punya rencana pulang ngajar langsung ke kampus. Karena Hanna lagi di kampus buat daftar wisuda. Ternyata Allah punya rencana lain . Ternyata Hanna tak bisa berlama lama. Karena ia hanya izin sebentar saja dengan udztadzah pondokan untuk ngurus wisuda itu. Akupun menyerahkan pertemuan itu kepada Allah. Biar Allah yang atur. Insyaallah si bakalan bisa ketemu, karena nantikan pasti Hanna ke kampus lagi buat gladiresik wisuda, fikir ku. Akupun tak bersedih lagi. 😊。
Saat aku merindukannya, maka aku mendoakannya, agar ia baik baik saja. Sehat selalu, mendapatkan teman yang baik baik yang shaliha shaliha. Dan bisa menjadi hafidzoh. Aamiin.
Insyaallah Allah pertemukan kita di waktu dan tempat yang paling indah. Aamiin. Sahabat shalihahku, Yang menyebut dirinya sebagai Khadijah. Ku sebut pula dirimu dengan sebutan yang engkau suka. "Khadijahku"
Komentar
Posting Komentar