Bertahanlah wahai saudaraku disini. Di jalan dakwah ini. Jika kau merasa lelah, ada Allah sebagai penguat. Jika kau merasa bimbang ada Allah sebagai sumber keyakinan.
Bukankah kita kemarin bersama sama berjanji untuk bertahan di jalan ini. Kita saling merangkul, kita juga saling bergandeng dan melangkah dengan satu irama.
Bukankah kita punya mimpi bersama untuk menuntaskan perjalan ini sampai akhir. Istiqomah sampai akhir, bersama sampai akhir. Sudah Hilangkah tujuan kita, sudah memudarkah impian kita?.
Belum yakinkah kalau ini adalah jalan yang benar?. Kan kita sudah pernah berjanji untuk tidak meninggalkan jalan ini. Apalagi mencari cari alasan untuk meninggalkannya. Ini kulakukan karena ku yakin masih ada rasa cinta itu dihatimu. Karena ku yakin masih ada rasa perjuangan itu di hatimu. Karena ku yakin kita bisa bersama mencapai mimpi itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mungkin kita bertanya mengapa tidak dipakai Pujangga Angkatan ’42 untuk menyebut angkatan sastra ini. Alasan golongan ini diberi nama kemudian, yaitu setelah proklamasi kemerdekaan. Usul Rosihan Anwar untuk nama angkatan periode ini adalah Pujangga Angkatan ’45 yang segera mendapat dukungan publik opini, meskipun beberapa kritikus mengkritknya dengan keras. Nama sebelumnya disebut Pujangga Gelanggang, karena mereka menulis dalam rubrik majalah Siasat yang diberi nama rubrik Gelanggang. Latar belakangnya dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1. Pujangga Angkatan ’45 lahir dan tumbuh di saat revolusi kemerdekaan. Jiwa nasionalisme telah mendarah daging, karena itu suaranya lantang dan keras. 2. Di zaman Jepang muncul sajak berjudul 1943 dari Chairil Anwar, prosa Radio Masyarakat dari Idrus, dan drama Citra dari Usmar Ismail. 3. Pada tanggal 29 November 1946 di Jakarta didirikan Gelanggang oleh Chairil Anwar, Asrul Sani,Baharudin,
Komentar
Posting Komentar