Jika bercerita tentang cinta, saya
yakin tidak ada yang ingin melewatkan cerita
yang satu ini. menurut saya cinta adalah
sebuah rasa yang sangat istimewa tapi keistimewaanya terkadang mampu
menyesatkan dirinya sendiri tatkala ia hanya mengandalkan syahwatnya.
Dan kebanyakan remaja mengartikan cinta adalah sebuah anugerah Tuhan yang diberikan
kepada setiap manusia dan sebagiannya lagi mengatakan cinta adalah perasaan
yang susah untuk diungkap dengan
kata-kata. Ia hanya mampu dirasakan, dan rasanya itu sangat luar biasa. Tetapi menurut
Ibnul Qayyim “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila
didefinisikan tidak (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri”. Setiap insan
memiliki rasa cinta. Cinta itu hadir tanpa ada suatu paksaan dia berikan sejuta
warna pada setiap insan. Cinta tak pernah salah yang salah adalah cara bagaimana
seseorang melakukan cinta itu dan kepada siapa cinta itu ia tanamkan sehingga
barangkali membuat kita lupa diri. Itu yang salah, setiap remaja jika sudah
waktunya menurut ilmu psikology nya, akan merasakan yang namanya jatuh
cinta kepada lawan jenisnya. Nah, hal ini yang paling luar
biasa bagi para remaja dan hal ini juga yang membuat para remaja binasa. Kenapa saya bisa katakan seperti
itu karena cinta yang tak berlandaskan syariat islam maka semuanya akan kacau
balau, cinta yang seharausnya tak pernah salah maka akan disalah-salahkan cint
agn awanya suci menjad caci, cinta yang
seharusnya putih menjadi hitam. siapa yang harus disalahkan? tentu saja indvidunya
yang salah, di karenakan sasaran cinta yang salah. Bahkan yang paling miris
adalah ketika cinta itu berakhir dengan sebuah zina maka sudahlah pasti akan
binasa. Oleh karena itu, kita harus tahu siapa yang paling tepat untuk kita
sandarkan rasa cinta yang telah dicmenghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak
jelas, iptakan Allah. Jawabannya adalah sandarkan
cinta kepada Sang Maha Pencipta Rasa Cinta. Ialah Allah SWT, jika rasa cinta
itu kita kembalikan padaNYa maka akhir dari cinta itu adalah Indah dan menuju
jannah.
Cinta
Menurut Al Qur’an :
1.CINTA MAWADDAH adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”.
Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah
dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan
hampir tak bisa berfikir lain.
2. CINTA
RAHMAH adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap
berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini
lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri.
Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus
menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antara
orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan
sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al
arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah).
Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang
dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang
memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim ertinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan
rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. CINTA
MAIL adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedut
seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta
jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana
ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
4. CINTA
SYAGHAF adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan
memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba)
boleh jadi seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyedari apa
yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan
bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. CINTA
RA’FAH yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma
kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak sanggup membangunkannya
untuk sholat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika
mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan
hukum Allah, dalam hal ini hukuman bagi penzina (Q/24:2).
6. CINTA
SHOBWAH yaitu cinta buta, cinta yang mendorong kelakuan yang
menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika
mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang
setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama
kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, “wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)”.
7. CINTA
SYAUQ (RINDU), istilah ini bukan dari Al Qur’an tetapi dari hadis
yang menafsirkan Al Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa
barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan
ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad : ”wa
as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon
dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk
berjumpa dengan Mu”. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat
al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati
kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang pecinta, (hurqat al mahabbah wa il tihab
naruha fi qalb al muhibbi).
8. CINTA KULFAH yakni
perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif
meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan
kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut Al Qur’an ketika
menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kemampuannya, “la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)”.
Cinta
Sejati Menurut Islam :
1.Tidak rela yang dicintai menderita
2.Rela berkorban apapun demi yang
dicintai
3.Memenuhi segala keinginan dari yang
dicintai
4.Tidak pernah memaksakan kehendak
kepada yang dicintai
5. Berlaku sepanjang masa. Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:
Cintanya tersebut karena Allah S.W T. Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi, Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.
5. Berlaku sepanjang masa. Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:
Cintanya tersebut karena Allah S.W T. Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi, Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.
Begitu
indahnya cinta Islam, cinta untuk Allah, cinta untuk Rasulullah, cinta untuk
orang yang melahirkan kita, cinta untuk orang tua kita, cinta untuk sahabat
kita, cinta untuk orang di sekitar kita, cinta untuk orang yang akan
mendampingi kita nantinya, dan tentunya cinta untuk semua makhluk-makhlukNya.
Namun pada zaman sekarang dan situasi kondisi saat ini, cinta yang lahir
cenderung penuh dengan hawa nafsu, nafsu yang menggebu-gebu dan menyimpang dari
norma-norma agama dan apa yang telah diperintahkan Allah SWT, serta menyimpang
dari sebuah tujuan murni cinta itu yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari
kita terutama pada kalangan muda bahakan anak-anak pun dibuai dengan lagu-lagu
cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta (sinetron, film) yang
menghanyutkan kita ke dalam dunia khayal yang merugikan. Bahkan sekarang ini
banyak orang yang menyalahartikan makna dan arti dari apa cinta itu sebenarnya,
sehingga mereka terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang
mukmin.
Maka
daripada itu, renungkanlah sejenak kawan hakikat sebuah kehidupan kita di
dunia ini. Rasullulah SAW bersabda:
“Tidak
sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti
ia mencintai diri sendiri.” Juga sabda Rasulullah, “Barang siapa ingin
mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena
Allah.” (HR Hakim dari Abu Hurairah)”.
Ingatlah saudara saudariku kita di dunia ini hanyalah mampir
minum sebentar. Lihatlah matahari yang biasa menerangi alam semesta ini,
seterang-terangnya dan sepanas-panasnya dia. saat waktunya tiba, dia juga
akan menghilang dan pulang kembali ke peraduannya, begitu juga dengan apa yang
kita miliki di dunia ini, bahkan diri kita sendiri, jika saatnya tiba, …kita
juga akan sama dengan matahari itu.
Komentar
Posting Komentar